Bacalah teks anekdot berikut
dengan cermat !
Suatu hari
guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. “ Biopori itu bisa dijadikan
sebagai salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya.
Selain itu biopori juga berfungsi
sebagai salah satu alternative penyimpanan air tanah yang akan sangat berguna
jika musim kemarau datang.
“Sekarang,
Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian
foto. Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi”. Tiba-tiba
seorang anak berkomentar.”Syukurlah
Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan
untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering banjir”. Mendengar
itu semua anak dan Bu guru tertawa.
1.
Pada anekdot tersebut, reaksi yang
menjadi koda adalah …
A.
Tiba-tiba seorang anak berkomentar.
B.
Mendengar itu semua
anak dan Bu guru tertawa.
C.
Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha
menghindari banjir”jelasnya
D. Syukurlah Bu, jalan menuju rumah
saya sudah banyak bioporinya
E.Fotonya nanti ditempel di buku tugas
dan berikan deskripsi.
bacalah teks anekdot berikut !
Pada suatu
ketika saya pernah diajak oleh seorang pejabat untuk bersafari di Jawa Timur,
antara lain dalam rangka mempromosikan hasil-hasil pembangunan. Saya diajak
karena disamping sudah tugas saya, barangkali juga nanitnya diharapkan dapat
membantu safari tersebut. Maklumlah, saya seorang petugas humas yang diduga
mampu mendekati para kiai.
Karena
program itu cukup penting dan memelukan persiapan yang mantap amak seorang konsultan
public relation (PR) sengaja disewa. Disamping karena sang konsultan juga lebih
dianggap ketimbang humas, maklum humas kan gajinya kecil dan adanya di instansi
pemerintah, sementara PR gajinya jauh... jauh lebih banyak, karena adanya di
swasta. Itulah bedanya humas dengan PR dalam banyolan antarprofesi kehumasan.
Ya, saya harus menyadari itu.
Untungnya,
sang konsultan itu cukup akomodatif dan dapat bekerja sama. Konsep pidato sang
pejabat juga sudah disiapkan sedemikian rupa dengan mencantumkan banyak
istilah-istilah keagamaan seperti hablun minallah, hablun minannas, ukhuwah
islamiyah, ukhuwah wathaniyya, dan ukhuwah basyariyyah. Saya agak khawatir,
kalau-kalau tersandung dengan istilah-istilah ini. Saya juga akan ikut
bertanggung jawab, karena yang malu nantinya kan kita semua.
Saya
pikir, sang konsultan sudah mengantisipasi hal tersebut karena dia memang
memiliki pengalaman dan kemampuan Keislaman yang lebih baik daripada saya. Saya
sempat mengecek apakah bos sudah coba melafalkannya atau belum, walaupun sudah
tertulis dalam bahasa tulisan latin. Karena menurut saya, istilah-istilah itu
perlu juga dicoba untuk dilafalkan.
Namun rupanya masukan saya tidak ada
yang nggubri. Ya.. Silakan saja. Akhirnya perjalanan dari “Kota Santri”
diteruskan dengan pertemuan bersama para guru ngaji pondok pesantren lain, dan
si bos harus berpidato dengan teks yang sudah disiapkannya itu.
Ternyata
apa yang saya khawatirkan benar-benar terjadi. Begitu dia berpidato sampai pada
istilah-istilah itu, bacaannya menjadi tersendat-sendat, keseleo, dan sangat
tidak lancar. Masya Allah, saya malu dan merasa berdosa. Karena yang hadir
adalah seluruh guru ngaji dan para pejabat tinggi dari Jakarta yang secara
fungsional memimpin para guru ngaji se Indonesia. Telinga mereka pasti sangat
sensitif atas kekeliruan bacaan itu. Maklum tugas sehari-hari mereka menuntun
orang belajar membaca AL-Quran.
2.
Unsur
lelucon terdapat pada kalimat . . .
A.
Pada suatu ketika saya pernah diajak
oleh seorang pejabat untuk bersafari di Jawa Timur, antara lain dalam rangka
mempromosikan hasil-hasil pembangunan.
B.
Karena program itu cukup penting dan
memelukan persiapan yang mantap amak seorang konsultan public relation (PR)
sengaja disewa. Disamping karena sang konsultan juga lebih dianggap ketimbang
humas, maklum humas kan gajinya kecil dan adanya di instansi pemerintah,
sementara PR gajinya jauh... jauh lebih banyak, karena adanya di swasta.
C.
Namun rupanya masukan saya tidak ada
yang nggubri. Ya.. Silakan saja. Akhirnya perjalanan dari “Kota Santri”
diteruskan dengan pertemuan bersama para guru ngaji pondok pesantren lain, dan
si bos harus berpidato dengan teks yang sudah disiapkannya itu.
D.
Begitu dia berpidato sampai pada istilah-istilah
itu, bacaannya menjadi tersendat-sendat, keseleo, dan sangat tidak lancar.
E.
Maklum tugas sehari-hari mereka
menuntun orang belajar membaca AL-Quran.
Bacalah teks di bawah ini!
Seorang ayah mengajari anaknya
berenang. “Aku tidak mau malu karena tidak bisa berenang ayah”, kata sang anak.
“Ayah akan ajari dari gaya tersulit sampai termudah Nak”, jawab ayahnya. Sang
anak gembira. Setelah beberapa hari latihan renang itu, sang ayah tampak
bersedih sementara sang anak tampak gembira. “Terimakasih yah, akhirnya ayah
dapat mengajari gaya berenang yang paling aku kuasai, tapi kenapa ayah
bersedih?” tanyanya. “Yang kamu kuasai itu gaya batu, Nak!”
3.
Kalimat manakah yang menunjukkan orientasi?
A. Seorang
ayah mengajari anaknya
berenang.
B.
Aku tidak mau malu karena tidak bisa
berenang ayah”, kata sang anak.
C.
Ayah akan ajari dari gaya tersulit sampai
termudah Nak.
D.
Terimakasih yah, akhirnya ayah dapat
mengajari gaya berenang yang paling
aku
kuasai, tapi kenapa ayah bersedih?
E.Yang
kamu kuasai itu gaya batu, Nak.
Bacalah teks di bawah ini!
Teks 1
Dono: Besok pagi coblosan, kamu pilih nomor berapa?
Wati: Bagiku semua nomor bagus, saya akan memilih wakil rakyat yang bisa membawa Indonesia ke kancah internasional.
Dono: Nomor satu atau dua?
Wati: Rahasia, dong!
Dono: Besok pagi coblosan, kamu pilih nomor berapa?
Wati: Bagiku semua nomor bagus, saya akan memilih wakil rakyat yang bisa membawa Indonesia ke kancah internasional.
Dono: Nomor satu atau dua?
Wati: Rahasia, dong!
Teks 2
Di gubuk pinggir sawah, ada seorang anak kecil dan bapaknya sedang menunggu padi dari serangan burung.
Anak: Pak, kenapa burung tidak boleh makan padi kita?
Bapak: Kalau dimakan burung, nanti kita tidak bisa makan.
Anak: Kalau tidak boleh makan padi, nanti burung makan apa?Makan batu, Pak?
Di gubuk pinggir sawah, ada seorang anak kecil dan bapaknya sedang menunggu padi dari serangan burung.
Anak: Pak, kenapa burung tidak boleh makan padi kita?
Bapak: Kalau dimakan burung, nanti kita tidak bisa makan.
Anak: Kalau tidak boleh makan padi, nanti burung makan apa?Makan batu, Pak?
4.
Hal yang membedakan kedua teks di atas adalah .…
A.
bahasa
B.
pesan moral
C.
unsur lucu/konyol/jengkel
D.
tidak menggunakan konjungsi
E.
tidak menggunakan perumpamaan
5.
Berikut ini , yang termasuk teks anekdot adalah….
A.
Harimau (Panthera tigris)
digolongkan ke dalam mamalia, yaitu binatang yang menyusui. “Kucing besar”itu
adalah hewan pemangsa dan pemakan daging. Harimau dapat mencapai tinggi 1,5
meter, panjang 3,3 meter, dan berat 300 kilogram. Bulunya berwarna putih dan
cokelat keemasan-emasan dengan belang atau loreng berwarna hitam
B.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Beberapa hari yang lalu, masyarakat sedang merayakan pesta demokrasi—memilih
presiden dan wakil presiden secara langsung.Saya berharap, siapapun yang
menjadi presiden dan wakil presiden, kita harus berlapang dada untuk menerima
segala kebijakannya.
C.
Pernahkah Anda membuat SIM, misalnya
SIM C? Mengurus SIM tentu memerlukan waktu dan biaya. Tulisan ini bertujuan
untuk berbagi pengalaman dalam mengurus SIM C dengan jalan yang benar.
D.
Perdagangan bebas yang diusung oleh
sebuah negara dipastikan dapat menguntungkan atau merugikan negara yang
bersangkutan. Dampak negatif kebijakan politik negara di sektor ekonomi ini
mudah kita temukan di Indonesia.
E.
Ibu-ibu sedang kerja bakti
membersihkan jalan desa pada pagi hari. Suasana terkesan ramai, obrolan seputar
harga, gosip, dan anak. “Wah, bulan ini banyak pangeluaran. Anak saya masuk
kuliah dan adiknya masuk SMA,” kata Bu Tini “Semua ternak saya, saya sekolahkan
Bu biar pintar” sambung Bu Tini “He..he..he” tawa Bu Romlah renyah Mereka pun
melanjutkan membersihkan rumput di kanan dan kiri