Minggu, 21 Februari 2016

Contoh Soal Teks Anekdot dan Pembahasan


    

Bacalah teks anekdot berikut dengan cermat !
            Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. “ Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya.

            Selain itu biopori juga berfungsi sebagai salah satu alternative penyimpanan air tanah yang akan sangat berguna jika musim kemarau datang.
     
            “Sekarang, Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto. Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi”. Tiba-tiba seorang anak berkomentar.”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering banjir”. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.

     1.      Pada anekdot tersebut, reaksi yang menjadi koda adalah …
A. Tiba-tiba seorang anak berkomentar.
B.  Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.
C. Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya
        D. Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya
        E.Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi.


bacalah teks anekdot berikut !
Pada suatu ketika saya pernah diajak oleh seorang pejabat untuk bersafari di Jawa Timur, antara lain dalam rangka mempromosikan hasil-hasil pembangunan. Saya diajak karena disamping sudah tugas saya, barangkali juga nanitnya diharapkan dapat membantu safari tersebut. Maklumlah, saya seorang petugas humas yang diduga mampu mendekati para kiai.
Karena program itu cukup penting dan memelukan persiapan yang mantap amak seorang konsultan public relation (PR) sengaja disewa. Disamping karena sang konsultan juga lebih dianggap ketimbang humas, maklum humas kan gajinya kecil dan adanya di instansi pemerintah, sementara PR gajinya jauh... jauh lebih banyak, karena adanya di swasta. Itulah bedanya humas dengan PR dalam banyolan antarprofesi kehumasan. Ya, saya harus menyadari itu.
Untungnya, sang konsultan itu cukup akomodatif dan dapat bekerja sama. Konsep pidato sang pejabat juga sudah disiapkan sedemikian rupa dengan mencantumkan banyak istilah-istilah keagamaan seperti hablun minallah, hablun minannas, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyya, dan ukhuwah basyariyyah. Saya agak khawatir, kalau-kalau tersandung dengan istilah-istilah ini. Saya juga akan ikut bertanggung jawab, karena yang malu nantinya kan kita semua.
Saya pikir, sang konsultan sudah mengantisipasi hal tersebut karena dia memang memiliki pengalaman dan kemampuan Keislaman yang lebih baik daripada saya. Saya sempat mengecek apakah bos sudah coba melafalkannya atau belum, walaupun sudah tertulis dalam bahasa tulisan latin. Karena menurut saya, istilah-istilah itu perlu juga dicoba untuk dilafalkan.
Namun rupanya masukan saya tidak ada yang nggubri. Ya.. Silakan saja. Akhirnya perjalanan dari “Kota Santri” diteruskan dengan pertemuan bersama para guru ngaji pondok pesantren lain, dan si bos harus berpidato dengan teks yang sudah disiapkannya itu.
Ternyata apa yang saya khawatirkan benar-benar terjadi. Begitu dia berpidato sampai pada istilah-istilah itu, bacaannya menjadi tersendat-sendat, keseleo, dan sangat tidak lancar. Masya Allah, saya malu dan merasa berdosa. Karena yang hadir adalah seluruh guru ngaji dan para pejabat tinggi dari Jakarta yang secara fungsional memimpin para guru ngaji se Indonesia. Telinga mereka pasti sangat sensitif atas kekeliruan bacaan itu. Maklum tugas sehari-hari mereka menuntun orang belajar membaca AL-Quran.

2.                  Unsur lelucon terdapat pada kalimat . . .
        A.     Pada suatu ketika saya pernah diajak oleh seorang pejabat untuk bersafari di Jawa Timur, antara lain dalam rangka mempromosikan hasil-hasil pembangunan.
        B.     Karena program itu cukup penting dan memelukan persiapan yang mantap amak seorang konsultan public relation (PR) sengaja disewa. Disamping karena sang konsultan juga lebih dianggap ketimbang humas, maklum humas kan gajinya kecil dan adanya di instansi pemerintah, sementara PR gajinya jauh... jauh lebih banyak, karena adanya di swasta.
        C.     Namun rupanya masukan saya tidak ada yang nggubri. Ya.. Silakan saja. Akhirnya perjalanan dari “Kota Santri” diteruskan dengan pertemuan bersama para guru ngaji pondok pesantren lain, dan si bos harus berpidato dengan teks yang sudah disiapkannya itu.
        D.     Begitu dia berpidato sampai pada istilah-istilah itu, bacaannya menjadi tersendat-sendat, keseleo, dan sangat tidak lancar.
        E.      Maklum tugas sehari-hari mereka menuntun orang belajar membaca AL-Quran.

      Bacalah teks di bawah ini!
Seorang ayah mengajari anaknya berenang. “Aku tidak mau malu karena tidak bisa berenang ayah”, kata sang anak. “Ayah akan ajari dari gaya tersulit sampai termudah Nak”, jawab ayahnya. Sang anak gembira. Setelah beberapa hari latihan renang itu, sang ayah tampak bersedih sementara sang anak tampak gembira. “Terimakasih yah, akhirnya ayah dapat mengajari gaya berenang yang paling aku kuasai, tapi kenapa ayah bersedih?” tanyanya. “Yang kamu kuasai itu gaya batu, Nak!”

3. Kalimat manakah yang menunjukkan orientasi?
A. Seorang ayah mengajari anaknya
      berenang.
        B. Aku tidak mau malu karena tidak bisa
              berenang ayah”, kata sang anak.
        C. Ayah akan ajari dari gaya tersulit sampai
              termudah Nak.
        D. Terimakasih yah, akhirnya ayah dapat
             mengajari gaya berenang yang paling aku
             kuasai, tapi kenapa ayah bersedih?
                    E.Yang kamu kuasai itu gaya batu, Nak.


Bacalah teks di bawah ini!
Teks 1
Dono: Besok pagi coblosan, kamu pilih nomor berapa?
Wati: Bagiku semua nomor bagus, saya akan memilih wakil rakyat yang bisa membawa Indonesia ke kancah internasional.
Dono: Nomor satu atau dua?
Wati: Rahasia, dong!

Teks 2
Di gubuk pinggir sawah, ada seorang anak kecil dan bapaknya sedang menunggu padi dari serangan burung.
Anak: Pak, kenapa burung tidak boleh makan padi kita?
Bapak: Kalau dimakan burung, nanti kita tidak bisa makan.
Anak: Kalau tidak boleh makan padi, nanti burung makan apa?Makan batu, Pak?

4. Hal yang membedakan kedua teks di atas adalah .…
A.     bahasa
B.     pesan moral
C.     unsur lucu/konyol/jengkel
D.     tidak menggunakan konjungsi
E.      tidak menggunakan perumpamaan

5.  Berikut ini , yang termasuk teks anekdot adalah….
A.     Harimau (Panthera tigris) digolongkan ke dalam mamalia, yaitu binatang yang menyusui. “Kucing besar”itu adalah hewan pemangsa dan pemakan daging. Harimau dapat mencapai tinggi 1,5 meter, panjang 3,3 meter, dan berat 300 kilogram. Bulunya berwarna putih dan cokelat keemasan-emasan dengan belang atau loreng berwarna hitam
B.     Saudara-saudara yang saya hormati, Beberapa hari yang lalu, masyarakat sedang merayakan pesta demokrasi—memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.Saya berharap, siapapun yang menjadi presiden dan wakil presiden, kita harus berlapang dada untuk menerima segala kebijakannya.
C.     Pernahkah Anda membuat SIM, misalnya SIM C? Mengurus SIM tentu memerlukan waktu dan biaya. Tulisan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dalam mengurus SIM C dengan jalan yang benar.
D.     Perdagangan bebas yang diusung oleh sebuah negara dipastikan dapat menguntungkan atau merugikan negara yang bersangkutan. Dampak negatif kebijakan politik negara di sektor ekonomi ini mudah kita temukan di Indonesia.
E.      Ibu-ibu sedang kerja bakti membersihkan jalan desa pada pagi hari. Suasana terkesan ramai, obrolan seputar harga, gosip, dan anak. “Wah, bulan ini banyak pangeluaran. Anak saya masuk kuliah dan adiknya masuk SMA,” kata Bu Tini “Semua ternak saya, saya sekolahkan Bu biar pintar” sambung Bu Tini “He..he..he” tawa Bu Romlah renyah Mereka pun melanjutkan membersihkan rumput di kanan dan kiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar