Tokoh
Ulama Yang Menyebarkan Agama Islam Dipelosok Daerah
Biografi
dari Sunan prawoto
Nama Kecil :
Raden Bagus Hadi Mukmin
Nama Panggilan :Sultan
Mukmin/ Sunan Prawoto/ Panembahan Prawoto I
Tempat Tanggal Lahir :
Demak Sekitar Tahun 1515
Marga Saat dilahirkan :Singhawardhana
Nama Ayah :
Sultan Trenggono (Sultan Alam Akbar III Demak Bintoro)
Nama Ibu :
Permasyuri dari Demak
Keturunan dari :
Sunan Ampel
Anak :Arya
Pangiri(Raja Pajang II)
Meninggal :1549
Silsilah
Dari Keluarga Sunan Prawoto
Sejarah dan cara dakwah dari Sunan Prawoto
Sunan Prawoto atau Raden Bagus
Hadi Mukmin adalah seorang raja Demak keempat yang memerintah tahun 1546-1549,
sepeninggal Sultan Trenggana. Raden Mukmin merupakan orang yang lebih suka
hidup sebagai seorang ulama daripada sebagai seorang raja. Beliau memindahkan
pusat pemerintahan Bintoro ke bukit Prawoto dan menyebarkan agama Islam di
Prawoto. Raden Mukmin Semasa Muda, Naskah babad dan
serat menyebut Raden Mukmin adalah putra sulung Sultan Trenggana. Ia lahir saat
ayahnya masih sangat muda dan belum menjadi raja. Pada tahun 1521 Pangeran Sabrang Lor meninggal dunia tanpa keturunan. Kedua adiknya bersaing memperebutkan takhta, yaitu Raden Trenggana dan Raden Kikin. Raden Trenggana adalah adik kandung Pangeran Sabrang Lor, sama-sama lahir dari permaisuri Raden Patah, sedangkan Raden Kikin meskipun lebih tua usianya, tapi lahir dari selir, yaitu putri bupati Jipang. Pada akhirnya diputuskan bahwa sultan Trenggono yang menjadi raja(Ayah dari Sunan Prawoto)
Sepeninggalnya sultan Trenggono(Ayah dari Sunan Prawoto), Raden Mukmin/Sunan Prawoto selaku putra dari sultan Trenggono naik takhta. Ambisinya sangat besar untuk melanjutkan usaha ayahnya menaklukkan Pulau Jawa. Namun keterampilannya dalam berpolitik sangat rendah. Ia lebih suka hidup sebagai ulama suci dari pada sebagai raja.
Pemerintahan Sunan Prawoto juga terdapat dalam catatan seorang Portugis bernama Manuel Pinto. Pada tahun 1548 Manuel Pinto singgah ke Jawa sepulang mengantar surat untuk uskup agung Pastor Vicente Viegas di Makassar. Ia sempat bertemu Sunan Prawoto dan mendengar rencananya untuk mengislamkan seluruh Jawa, serta ingin berkuasa seperti sultan Turki. Sunan Prawoto juga berniat menutup jalur beras ke Malaka dan menaklukkan Makassar. Akan tetapi, rencana itu berhasil dibatalkan oleh bujukan Manuel Pinto.
Pada kenyataannya, cita-cita Sunan Prawoto tidak pernah terlaksana. Ia lebih sibuk sebagai ahli agama dari pada mempertahankan kekuasaannya. Satu per satu daerah bawahan, misalnya Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik berkembang bebas sedangkan Demak tidak mampu menghalanginya.
Pada masa pemerintahan Sunan Prawoto, ia lebih menekankan pada penyebaran islam di tanah Jawa dari pada mementingkan masalah kekuasaanya. Dalam menyebarkan islam Sunan Prawoto menggunakan kekuasaanya(hartanya) sebagai sarana menyebarkan islam, seperti membangun masjid, pesantren dan tempat pengajian. Namun dalam kenyataannya Sunan Prawoto tidak berhasil dalam menyebarkan agama islam secara merata, karena sebagian rakyatnya masih banyak yang berpegang teguh pada agama bawahan nenek moyang. Bahkan ada sebagian rakyat yang memberontak dengan memisahkan diri dari kerajaan Demak dan lebih memilih untuk hidup sendiri.
Pada tahun 1549 , Arya Penangsang putra Pangeran Sekar Seda ing Lepen mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian ayahnya. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto, dan membunuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar